Sabtu, 22 Desember 2012

Bos Google: Strategi Apple Rugikan Pengguna




KOMPAS.com - CEO Google Larry Page menyatakan kekecewaannya atas usaha Apple menghambat perkembangan raksasa internet itu. Dia juga merasa bahwa pendekatan "model pulau" yang diterapkan perusahaan berlambang buah itu merugikan dan mengisolasi konsumen. 

"Saya pikir akan lebih baik seandainya kita bisa saling bekerjasama dan pengguna tak perlu jadi korban," ujar Page pada Fortune, seperti dikutip oleh Slashgear. Menurut dia, Google ingin agar produk dan jasanya tersedia bagi sebanyak mungkin orang. Kadang Google "diperbolehkan melakukan itu oleh para kompetitornya", di lain waktu mereka "tidak diperbolehkan".

Belakangan, pada update iOS 6, Apple menyingkirkan beberapa layanan Google seperti YouTube dan Google Maps yang diganti dengan software maps buatan Apple sendiri.

Kecenderungan yang ditunjukkan oleh perusahaan lain untuk menghambat Google, menurut Page, bukan hanya merugikan Google namun juga para pengguna secara umum. Dia mengatakan bahwa ekosistem tertutup -seperti iTunes dan iOS App Store- berlawanan dengan semangat dan etos awal internet. 

"Internet diciptakan dalam kampus-kampus dan dirancang untuk memudahkan orang-orang dalam bekerja sama. Saya pikir komersialisasi membuatnya seperti sebuah 'pulau' terpencil. Itu sangat disayangkan bagi pengguna," ujar Page.

"IPhone" Hadir dengan OS Android




KOMPAS.com - Perusahaan elektronik IGB Electronica asal Brazil memperkenalkan ponsel bersistem operasi Android bernama IPhone di bawah merek Gradiente pada Selasa (18/12/2012). Lini pertama IPhone dari IGB diberi nama Neo One.

Dalam siaran pers IGB, mereka memberi rincian spesifikasi perangkat keras dan harga IPhone Neo One. Ponsel ini memiliki layar 3,7 inci beresolusi 320x480 pixel, memori internal 2GB, kamera 5MP, dan mendukung Dual SIM. Semua itu berjalan dengan Android 2.3 (Gingerbread) dan dihargai 599 real Brazil atau sekitar Rp 2.750.000.

Seperti dikutip dari CNet, IGB mengatakan mereka adalah pemegang hak eksklusif untuk merek dagang IPhone.

Tahun 2000, IGB mengajukan pendaftaran merek dagang IPHONE di Lembaga Hak Kekayaan Intelektual Nasional, Brazil (National Institute of Industrial Property/INPI). IGB mendapat dan memegang hak eksklusif atas merek IPHONE pada 2 Januari 2008, untuk memproduksi dan memasarkan merek di 2018.

IGB mengatakan, mereka tak segera memakai merek IPHONE karena perusahaan fokus pada restrukturisasi organisasi demi kelanjutan usaha lantaran terkendala masalah keuangan.

Berarti, IGB mendapat merek dagang IPhone hanya sekitar satu tahun setelah Apple meluncurkan iPhone generasi pertama pada 2007, dan beberapa bulan setelah Android versi 1.0 beta dirilis.

Merek Gradiente sendiri cukup dikenal di Brazil. Menurut penyataan perusahaan, Gradiente termasuk yang pertama memulai bisnis CD, DVD, dan memiliki kepentingan lain di TV dan video game. 

Penggunaan merek IPhone ini diprediksi akan membuat Apple geram. Namun, sementara ini Apple masih enggan berkomentar.

Sengketa merek iPhone dan iPad

Apple sebelumnya bersengketa masalah hukum paten terkait merek dagang iPhone dengan Cisco Systems.

Cisco menggugat Apple setelah iPhone diperkenalkan dalam konferensi Macworld pada Januari 2007. Cisco mengatakan Apple mendekati perusahaan perangkat jaringan itu beberapa kali untuk bernegosiasi. Sampai akhirnya, keduanya berdamai pada Februari 2007.

Nama merek dagang iPad untuk komputer tablet Apple juga sempat bermasalah di China sejak 2010. Proview Technology asal Taiwan, yang membuka pabrik dan memiliki merek dagang iPAD di China, menggugat atas merek dagang iPAD dan meminta Apple membayar uang ganti rugi.

Pada 1998, Proview mulai mengembangkan komputer jenis All-in-One PC bernama iPAD, kepanjangan dari Internet Personal Access Device. iPAD dari Proview mulai dipasarkan tahun 2000, sepuluh tahun lebih dulu dari tablet Apple iPad.

Setelah melewati beragam proses hukum dan negosiasi, kedua perusahaan akhirnya berdamai dan Apple membayar 60 juta dollar AS (atau sekitar Rp 560 miliar) demi "membebaskan" nama iPad.

Samsung Siap Pamerkan "Layar Bengkok" untuk Ponsel




KOMPAS.com - Samsung Display, anak perusahaan Samsung Electronics, dikabarkan bakal mempertontonkan sepasang layar fleksibel di pameran Consumer Electronic Show (CES) yang akan diadakan di Las Vegas, Amerika Serikat, pada awal Januari 2013.

Teknologi layar fleksibel ini menghasilkan jenis layar yang bisa dibengkokkan. Kelak, mungkin layar yang menggunakan teknologi tersebut akan dipakai di televisi-televisi atau smartphone di masa depan dengan konsep desain yang radikal.

Pengunjung pameran CES 2013 akan bisa menyaksikan sepasang panel display dari Samsung. Pertama adalah layar fleksibel berukuran 5,5 inci dengan resolusi 1280 x 720 (267ppi) yang diperuntukkan bagi smartphone. Selain itu, Samsung juga akan memamerkan layar berukuran sebesar 55 inci untuk televisi.

Menurut keterangan dari Samsung yang dikutip oleh Cnet, display fleksibel dari perusahaan itu bisa dibengkokkan tanpa patah, tetapi tak bisa digulung.

Selain membuat material utama dari layar fleksibel tersebut, penciptanya harus pula membikin paneltouchscreen dan lapisan cover yang menjadi satu kesatuan pada layar.

Samsung sendiri telah mengembangkan layar fleksibel selama beberapa waktu. Pada pameran CES tahun 2011 lalu, produsen elektronik yang sedang naik daun ini mendemonstrasikan layar serupa yang berukuran lebih kecil, 4,5 inci, dengan kepadatan piksel 200 ppi. 

Dengan model "layar bengkok" berukuran lebih besar yang akan dipamerkan di CES 2013 ini, Samsung tampaknya berusaha menjaga layar rancangannya agar tetap up-to-date dengan perkembangan tren mobile.

BlackBerry 10 Disandingkan dengan iPhone 5




KOMPAS.com - Research In Motion (RIM) akhirnya mengungkap tanggal perilisan sistem operasi dan perangkat BlackBerry (BB) 10. Perusahaan asal Kanada tersebut akan meluncurkan keduanya secara bersamaan pada 30 Januari 2013 mendatang.

Ada dua model perangkat BB 10 yang akan dikenalkan, satu model layar sentuh penuh dan satu lagi dengan papan ketik fisik.

Perangkat BB 10 komersil pertama dengan model layar sentuh penuh dikenal dengan nama kode London. Penampakan BlackBerry London ini sudah beberapa kali muncul di dunia maya.

Beberapa waktu yang lalu, kembali muncul penampakan perangkat BlackBerry misterius, yang diduga BB London, di internet. Bedanya, seperti dikutip dari BGR, Jumat (16/11/2012), kali ini BB 10 disandingkan dengan smartphone teranyar Apple, iPhone 5.

Dari gambar yang diambil BBin, situs para pecinta BB India, terlihat kalau ponsel Blackberry tersebut memiliki layar yang lebih besar dari iPhone 5. Memang, kabarnya, BB London akan menggunakan layar sebesar 4,2 inci yang mampu menampung resolusi 1280 x 768. 

Dari segi prosesor, London diyakini akan menggunakan prosesor dual core 1,5GHz. RAM yang digunakan sebesar 1GB dengan memori internal berkapasitas 16 GB. Selain itu, terdapat slot microSD dan kamera belakang sebesar 8 megapiksel.

iPhone 5 Lebih "Rakus" Internet Ketimbang Galaxy S III




KOMPAS.com — Meski waktu penjualannya tertinggal beberapa bulan, smartphone terbaru Apple iPhone 5 sudah melampaui Samsung Galaxy S III dalam hal trafik situs, hanya dalam tiga minggu sejak pertama dirilis.

Hal tersebut ditunjukkan dalam hasil riset lembaga analisis Chitika Insights yang meneliti jutaan tayangan iklan mobile dalam jaringannya di Amerika Serikat dan Kanada selama tujuh dari 3 Oktober hingga 9 Oktober lalu.

Terungkap bahwa sebanyak 56 persen trafik situs keseluruhan dari dua ponsel itu dihasilkan oleh iPhone 5, sementara Galaxy S III memegang 44 persen sisanya.


graph2

Jumlah trafik internet ini tidak merepresentasikan jumlah sebenarnya dari kedua smartphone. Bisa jadi, jumlah iPhone 5 yang beredar memang lebih banyak dari Galaxy S III. Bisa pula bahwa pemilik iPhone 5 lebih sering menjelajah internet dengan dukungan jaringan 4G LTE dibandingkan pemilik Galaxy S III.

"Angka penjualan yang besar dipadukan dengan kecepatan tinggi 4G yang mendorong pemakaian data adalah penjelasan yang paling memungkinkan soal pertumbuhan luar biasa (iPhone 5) ini," tulis lembaga riset Chitika dalam laporannya.

Walau begitu, hasil penelitian ini tetap menunjukkan gejala yang tidak baik untuk Samsung. "Perubahan terkini dalam ekosistem mobile tersebut bukan berita bagus untuk Samsung yang telah memosisikan perangkatnya sebagai kompetitor langsung iPhone 5."

Chitika menyimpulkan bahwa mengoptimalisasi konten untuk kedua perangkat merupakan langkah yang bagus untuk para pengiklan online. Namun, ia juga menambahkan bahwa pengguna iPhone masih menjadi pengguna mobile web yang paling aktif, dan karena itu paling potensial untuk target iklan.

Meski memiliki angka web trafiic yang lebih tinggi, penelitian lain dari Localytics menyebutkan bahwa iPhone 5—berikut perang paten antara Samsung dan Apple—justru berperan meningkatkan penjualan Galaxy S III.

Seperti dikutip dari PC Magazine, pada awal bulan ini, Localytics melaporkan bahwa penjualan Galaxy S III naik 9 persen sejak 1 Agustus. Kenaikan penjualan Galaxy S III yang terbesar, yaitu 16 persen, tercatat pada periode 21-27 Agustus, atau pada minggu saat pengumuman kekalahan Samsung dalam kasus paten melawan Apple.

Samsung "Undang" iPad Mini ke Meja Hijau




KOMPAS.com - Ronde pertama pertarungan Apple versus Samsung di ruang pengadilan berakhir dengan kemenangan Apple. Kini, babak baru dari sengketa dua raksasa industri mobile itu semakin memanas dengan bertambahnya produk lawan yang masuk daftar tuntutan.

Setelah minggu lalu menyeret iPhone 5, kini giliran iPad Mini, iPad 4, dan iPod touch dari Apple disebut Samsung sebagai produk-produk yang melanggar paten miliknya dalam berkas pengadilan yang diajukan hari Rabu (21/11/2012) lalu.

Di kubu yang berseberangan, Apple telah melakukan langkah serupa dengan memasukkan Galaxy Nexus, Galaxy SIII, Galaxy Note 10.1, dan sejumlah perangkat lain dari Samsung dalam aduannya.

Serangkaian gadget baru dalam berkas tuntutan tersebut masih menunggu persetujuan dari Hakim Paul S. Grewal sebelum resmi diikutkan dalam sidang.

Pertengahan tahun ini, Apple memperoleh kemenangan atas Samsung terkait pelanggaran paten di pengadilan San Jose, Amerika Serikat. Produsen gadget populer yang berbasis di Cupertino itu diputuskan berhak menerima ganti rugi sebesar lebih dari 1 miliar dollar AS atau Rp 9 trilliun dari lawannya.

Sidang yang membahas tuntutan selanjutnya dari kedua belah pihak yang berseteru ini kabarnya baru akan dimulai tahun depan.

Walaupun akan melibatkan tuntutan ganti rugi, hasil dari pengadilan ini diperkirakan tak akan berpengaruh banyak bagi industri smartphone karena perangkat-perangkat terkait bakalan sudah usang sewaktu sidang mencapai keputusan.

Adu "Browsing", BlackBerry 10 Kalahkan iPhone 5





KOMPAS.com — Salah satu petinggi Research in Motion (RIM) pernah mengklaim perangkat dengan sistem operasi BlackBerry 10 lebih baik dari iPhone 5 dan Galaxy S III.


Situs Gadget Masters, entah ingin membuktikan klaim tersebut, mencoba mengadu kemampuan browsing ponsel Blackberry 10 dengan iPhone 5 dan HTC 8X.


BlackBerry 10 sendiri baru akan diperkenalkan secara resmi oleh RIM pada 30 Januari mendatang. Namun, prototipe dari ponsel BlackBerry 10 tersebut sudah dibagikan ke beberapa pengembang aplikasi (developer) di seluruh dunia, termasuk Indonesia.


Pengujian yang dilakukan Gadget Masters pun menggunakan salah satu prototipe yang dibagikan RIM, yaitu BlackBerry Dev Alpha B.


Bagaimana hasil pengujian tersebut? Ponsel BB10 ternyata mampu mengungguli, baik iPhone 5 yang menggunakan iOS 6 maupun HTC 8X yang menggunakan Windows Phone 8. 


Terlihat jelas saat pengujian, webkit berbasis BB10 mampu me-render halaman web lebih cepat dibanding dua perangkat pesaingnya tersebut.


Unggul dalam kecepatan mengakses halaman-halaman web memang belum bisa menyebut perangkat BlackBerry 10 sebagai yang terbaik. Namun, pengujian ini paling tidak dapat menunjukkan kemampuan BlackBerry 10. Apalagi perangkat BB10 yang diuji ini masih berupa produk prototipe, bukan versi finalnya.


Paten "Pinch-to-Zoom" Milik Apple Dicabut!





   KOMPAS.com — Kantor Hak Paten Amerika Serikat menolak permohonan paten pinch-to-zoom yang diajukan oleh Apple. Paten teknologi gesture ini merupakan satu dari sekian banyak "senjata" yang digunakan oleh Apple untuk melawan Samsung di pengadilan.


Dengan penolakan ini, Apple sudah tidak dapat menggunakan hak paten tersebut untuk menuntut Samsung. Namun, Apple masih memiliki beberapa tuntutan pelanggaran hak paten lain, seperti kemampuan membesarkan dan mengecilkan gambar dengan cara mengetuk layar dan efek dari gerakan single-touch dan multi-touch. 


Selain dari segi fitur dasar yang ada di sistem operasi, Apple juga menuntut Samsung dari sisi desain produk. "Sudut membulat" yang ada di beberapa perangkat mobile Samsung dianggap melanggar hak paten milik Apple.


Dikutip dari Reuters, Jumat (21/12/2012), informasi tentang pembatalan hak paten ini didapat dari dokumen persidangan milik Samsung.

Perlu ditegaskan bahwa ini baru keputusan awal dari Kantor Paten dan Merek Dagang di AS. Masih akan ada putaran-putaran berikutnya sebelum keputusan final diambil.
Keputusan awal ini menyatakan bahwa seharusnya paten tersebut tidak pernah dianugerahkan kepada Apple. Pemeriksaan ulang atas paten ini diajukan oleh Samsung. 

Baik pihak Samsung maupun Apple masih menolak berkomentar terkait pembatalan tersebut.


Fitur pinch-to-zoom mengizinkan pengguna untuk melakukan zoom in (memperbesar tampilan) atauzoom out (memperkecil tampilan) terhadap sebuah gambar, peta digital, teks tulisan, dan masih banyak lagi.


Cara menggunakan fitur ini pun cukup mudah. Pengguna hanya menyentuh layar dengan dua jari. Jika ingin menjalankan fungsi zoom in, pengguna hanya perlu menjauhkan dua jari yang digunakan. Adapun untuk fungsi zoom out, pengguna hanya perlu mendekatkan kedua jari, mirip dengan gerakan mencubit.


Fitur ini sudah banyak digunakan di perangkat mobile berlayar sentuh yang beredar di pasaran saat ini.

Uniknya, meski disebut sebagai paten pinch-to-zoom, sebenarnya teknologi yang dicakup oleh paten itu adalah membedakan antara single touch dan multi touch.